KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt. atas limpahan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu halangan yang berarti. Tidak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiliah menuju jaman islamiah sekarang ini.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul Islam Dan Ilmu Pengetahuan adalah sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
Tidak lupa ucapan terimakasih kami tujukan kepada pihak-pihak yang turut mendukung terselesaikannya makalah ini antara lain :
1. Zahrudin sebagai guru pembibing,
2. Rekan-rekan sekelompok yang bekerjasama menyelesaikan makalah ini, serta
3. semua pihak yang turut mendukung terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan semoga dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca sekalian.
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN
MATERI ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN
Disusun oleh :
1. ANDI PURWANTO NIS : 1981
2. ADE SOEKARNO NIS : 1977
Makalah ini telah diuji dan disahkan pada tanggal..................................2011
1. Penguji I Zahrudin SHI Spd I 1. ..............................
NIP.
Mengetahui dan Menyetujui :
Ketua Jurusan Teknik Sipil Kepala SMK Pusponegoro 01Brebes
Poerwadi A, ST Drs. H. Darno
NIPS. 131 793 361 NIP. 000000000
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
DAFTAR ISI iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. MENELISIK PROSES PENCIPTAAN ` 1
B. MEWUJUDKAN KEMBALI SUPREMESI
ILMU PENGETAHUAN 2
BAB II. PERMASALAHAN
A. APA DAMPAK DARI PEMAHAMAN
SYARI’AH SECARA SEMPIT 3
B. DALAM WAHYU PERTAMA AL-QUR’AN
DIPEROLEH ISYARAT BAHWA ADA
DUA CARA PEROLEHAN DAN
PENGEMBANGAN ILMU, JELASKAN
DUA CARA TERSEBUT 3
C. SEBUTKAN ILMUWAN – ILMUWAN
ISLAM BESERTAQ KARYA CIPTANYA,
YANG TURUT MENDUKUNG KEJAYAAN
ISLAM 3
D. APA YANG DIMAKSUD PENDIDIKAN
AQIDAH 3
E. APA YANG DIMAKSUD PENDIDIKAN
AQLIAH 3
BAB III PEMBAHASAN
A. DAMPAK DARI PEMAHAMAN
SYARI’AH SECARA SEMPIT 4
B. WAHYU PERTAMA AL-QUR’AN
DIPEROLEH ISYARAT BAHWA ADA
DUA CARA PEROLEHAN DAN
PENGEMBANGAN ILMU 4
C. ILMUWAN – ILMUWAN ISLAM
BESERTA KARYA CIPTANYA,
YANG TURUT MENDUKUNG
KEJAYAAN ISLAM 4
D. PENDIDIKAN AQIDAH 4
E. PENDIDIKAN AQLIAH 4
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN 5
B SARAN 6
DAFTAR PUSTAKA 7
BAB I PENDAHULUAN
A. Menelisik Proses Penciptaan Alam
Sebagai seorang muslim yang berilmu, seharusnya kita bisa memberikan penjelasan tentang asal –usul kejadian alam semesta menurut kaca mata ilmu pengetahuan. Karena allah swt memerintahkan hambanya untuk merenung dan memikirkan ciptaannyadi jagad raya ini. Apalagi kalau kita mampu menerangkan fungsi dan manfaat masing – masing komponen yang ada di alam raya, niscaya kita akan meraih kejayaan sebagaimana yang pernah dicapai peradaban muslim di masa lampau dan juga peradaban barat dewasa ini.
Namun sayang, kaum muslimin ini sering terjebak memahami makna sya’riah dalam arti sempit. Pemahaman yang sempit terhadap sya’riah tidak jarang justru menghilangkan substansi dari sya’riah itu sendiri. Akibatnya mereka hanya melakukan ibadah seremonial dan tidak mendapatkan sesuatu yang berharga melalui aktivitas yang mereka lakukan. Dengan pemahaman yang benar terhadap sya’riah, kaum muslimin pernah mengalami kemajuan di bidang ilmu pengetahuan secara pesat. Melalui pengetahuan inilah diketahui gejala – gejala alam yang komplek yang dapat di uraikan untuk mendatangkan manfaat bagi umat manusia. Hal tersebut hanya dapat dilakukan sebuah generasi yang gigih melakukan inthizar ( penelitian ) atas semangat keislaman sebagaimana yang terkandung dalam Al – Qur’an. Allah swt telah berfirman :
Artinya : ”Katakanlah, Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat ( tanda – tanda kebesaran tuhan ) dan rasul – rasul yang memberi peringatan bagi orang – orang yang tidak beriman. ” ( Q.S. Yunus/10 : 101 )
Ketika syari’ah dipahami secara keliru, muncullah keracunan ilmu pengetahuan. Akibatna bias kita lihat dan rasakan sekarang ini, bagaimana kebanyakan orang muslim menganggap disiplin ilmu fisika, biologi, kimia dan ekonomi bukan bagian dari ilmu islam. Mereka membedakan ilmu – ilmu tersebut sebagai ilmu dunia yang bukan berasal dari Al – Qur’an, dan hanya menganggap ibadah ritual, upacara seremonial keagamaan, dan ilmu – ilmu agama saja yang bisa mengantar kesuksesan hidup seseorang, baik di dunia maupun di akhirat. ( W. Junaedi, 2006;5 )
B. Mewujudkan Kembali Supremesi Ilmu Pengetahuan
Tidak bisa di pungkiri bahwa saat ini dunia islam sedang dililit berbagai masalah. Selain diguncang isu terorisme, perang saudara dan lain – lain, sebagian Negara – Negara yang mayoritas penduduknya islam masih banyak yang belum memprioritaskan pembangunan dibidang sains dan teknologi. Namun demikian, kita masih bisa berharap banyak pada beberapa Negara yang penduduknya mayoritas muslimuntuk bisa mendongkrak kembali supremasi ilmu pengetahuan. Sebut saja Iran, Malaysia, Pakistan, dan Indonesia sendiri, yang sekarang telah melahirkan para sarjana sains dan teknologi yang bisa di andalkan inovasi dan kreasinya untuk kemajuan Negara. Dari para generasi muda inilah kita juga banyak berharap agar rahasia yang terkandung dalam ayat – ayat Qur’aniyah dan Kauniyah
( alam semesta ) bias diungkap. Allah berfirman :
إِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَ الْأَرْضِ وَ اخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَ النَّهَارِ وَ الْفُلْكِ الَّتِيْ تَجْرِيْ فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَ مَا أَنْزَلَ اللهُ مِنَ السَّمَاء مِنْ مَّاء فَأَحْيَى بِهِ الْأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَ بَثَّ فِيْهَا مِنْ كُلِّ دَآبَّةٍ وَ تَصْرِيْفِ الرِّيَاحِ وَ السَّحَابِ الْمُسَخِّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَ الْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُوْنَ
Artinya : ”Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan ( muatan ) yang bermanfaat bagi manusia, apa yang diturunkan allah dari langit berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati ( kering ) –nya dan Dia tebarkan didalamnya bermacam – macam bintang dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara lagit dan bumi; ( semua itu ) sungguh merupakan tanda – tanda ( kebesaran allah ) bagi orang – orang yang mengerti. ” ( Q.S. Al-Baqarah/2 : 164 )
Sebagaimana tergambar dalam ayat di atas dan bebrapa ayat lain, Allah swt selalu memotivasi manusia untuk selalu membaca fenomena alam yang telah diciptakan. Untuk memahami kebesaran Allah swt , perlu usaha serius dari manusia. Salah satu caranya adalah dengan melakukan pengamatan terhadap segala sesuatu yang ada, merenungkannya, dan berusaha menangkap pesan yang terkandung didalamnya.
Karena segala sesuatu yang ada, khususnya setiap makhluk hidup di alam, merupakan tanda keberadaan Tuhan yang menjadi saksi atas keberadaannya dan keagungannya.
( W. Junaedi, 2006;5 )
BAB II PERMASALAHAN
Dari hal yang telah di bahas dalam bab pendahuluan kami sebagai penulis mengajukan beberapa pertanyan yang akan kami bahas, adapun pertanyaan berikut terurai sebagai berikut :
1. Apakah dampak dari pemahaman terhadap syari’ah secara sempit. ?
2. Dalam wahyu pertama Al-Quran diperoleh isyarat bahwa ada dua cara perolehan dan pengembangan ilmu, jelaskan dua cara tersebut.?
3. Sebutkan ilmuwan – ilmuwan islam beserta karya ciptanya, yang turut mendukung kejayaan islam. ?
4. Apa yang dimaksud dengan pendidikan aqidah. ?
5. Apa yang dimaksud dengan pendidikan aqliah. ?
BAB III PEMBAHASAN
Dalam bab ini kami sebagai penulis akan mencoba mambahas permasalahan yang kami tulis pada bab sebelumnya, kiranya jawaban dari kami menurut anda kurang sempurna mohon kritikannya. Adapun jawaban dari kami selaku penulis terurai sebagai berikut :
1. Pemahaman yang sempit terhadap sya’riah tidak jarang justru menghilangkan substansi dari sya’riah itu sendiri. Akibatnya mereka hanya melakukan ibadah seremonial dan tidak mendapatkan sesuatu yang berharga melalui aktivitas yang mereka lakukan. Dengan pemahaman yang benar terhadap sya’riah, kaum muslimin pernah mengalami kemajuan di bidang ilmu pengetahuan secara pesat. Melalui pengetahuan inilah diketahui gejala – gejala alam yang komplek yang dapat di uraikan untuk mendatangkan manfaat bagi umat manusia. Hal tersebut hanya dapat dilakukan sebuah generasi yang gigih melakukan inthizar ( penelitian ) atas semangat keislaman sebagaimana yang terkandung dalam Al – Qur’an.
2. Allah mengajar dengan pena yang telah diketahui manusia lain sebelumnya, dan mengajar manusia (tanpa pena) yang belum diketahuinya. Cara pertama adalah mengajar dengan alat atau atas dasar usaha manusia. Cara kedua dengan mengajar tanpa alat dan tanpa usaha manusia. Walaupun berbeda, keduanya berasal dari satu sumber, yaitu Allah SWT
3. Ibnu Sina yang merupakan seorang filosof sekaligus seorang dokter, ath-thusi seorang yang sangat ahli di bidang astronomi, Abu Jafar Muhammad seorang pakar matematika yang dasar perhitungannya di jadikan panduan untuk aljabar dan algoritma di masa modern dan Ibnu al-Haitsam yang telah membanti Newton untuk merumuskan teori optiknya.
4. pendidikan aqidah adalah pendidikan yang mengenalkan keberadaan allah swt sebagai tuhan yang telah menciptakaan alam semesta yang wajib di sembah. Pendidikan aqidah mengenalkan tentang keesaan allah swt sebagai tuhan yang mengajarkan manusia segala sesuatu yang tidak diketahuinya. Dari pendidikan ini diharapkan tumbuh rasa keimanan yang kuat dalam diri setiap orang muslim.
5. pendidikan aqliah adalah sebuah pendidikan yang menekankan kaum muslim untuk mempelajari proses penciptaan manusia dan alam semesta. Proses pembalajaran tersebut adala melalui proses membaca dan menulis serta melalui berbagai penelitian ilmiah.
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemahaman yang sempit terhadap sya’riah tidak jarang justru menghilangkan substansi dari sya’riah itu sendiri. Akibatnya mereka hanya melakukan ibadah seremonial dan tidak mendapatkan sesuatu yang berharga melalui aktivitas yang mereka lakukan. Dengan pemahaman yang benar terhadap sya’riah, kaum muslimin pernah mengalami kemajuan di bidang ilmu pengetahuan secara pesat. Melalui pengetahuan inilah diketahui gejala – gejala alam yang komplek yang dapat di uraikan untuk mendatangkan manfaat bagi umat manusia. Hal tersebut hanya dapat dilakukan sebuah generasi yang gigih melakukan inthizar ( penelitian ) atas semangat keislaman sebagaimana yang terkandung dalam Al – Qur’an.
Allah mengajar dengan pena yang telah diketahui manusia lain sebelumnya, dan mengajar manusia (tanpa pena) yang belum diketahuinya. Cara pertama adalah mengajar dengan alat atau atas dasar usaha manusia. Cara kedua dengan mengajar tanpa alat dan tanpa usaha manusia. Walaupun berbeda, keduanya berasal dari satu sumber, yaitu Allah SWT
Ibnu Sina yang merupakan seorang filosof sekaligus seorang dokter, ath-thusi seorang yang sangat ahli di bidang astronomi, Abu Jafar Muhammad seorang pakar matematika yang dasar perhitungannya di jadikan panduan untuk aljabar dan algoritma di masa modern dan Ibnu al-Haitsam yang telah membanti Newton untuk merumuskan teori optiknya.
Pendidikan aqidah adalah pendidikan yang mengenalkan keberadaan allah swt sebagai tuhan yang telah menciptakaan alam semesta yang wajib di sembah. Pendidikan aqidah mengenalkan tentang keesaan allah swt sebagai tuhan yang mengajarkan manusia segala sesuatu yang tidak diketahuinya. Dari pendidikan ini diharapkan tumbuh rasa keimanan yang kuat dalam diri setiap orang muslim.
Pendidikan aqliah adalah sebuah pendidikan yang menekankan kaum muslim untuk mempelajari proses penciptaan manusia dan alam semesta. Proses pembalajaran tersebut adala melalui proses membaca dan menulis serta melalui berbagai penelitian ilmiah.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI., Al–Qur’an da Tafsirnya, Proyak pengadaan Kitab Suci
Al-Qur’an, Jakarta, 1985 / 1986
Djunaedi Wawan, Pendidikan Agam Islam Untuk Smk Kelas XII,
PT. Sakindo pratama, Jakarta, 2006
http://aaiil.org/indonesia/indonesianbooksislamahmadiyya/soedewo/islamil
mupengetahuan/islamilmupengetahuanislamsciences.pdf
0 komentar:
Post a Comment